JAKARTA – Dalam gejolak persaingan teknologi yang kompleks antara Tiongkok dan negara-negara Barat, setiap langkah yang mengarah pada de-eskalasi selalu disambut baik oleh pasar global. Kabar terbaru yang sangat melegakan datang dari Beijing, di mana Kementerian Perdagangan Tiongkok mengumumkan akan memberikan Pengecualian Ekspor Chip Nexperia yang diproduksi di negara itu, asalkan chip tersebut ditujukan untuk aplikasi sipil (civilian use). Keputusan ini merupakan sinyal terkuat Beijing yang menunjukkan kesediaan untuk mengurangi tekanan pada industri otomotif dan rantai pasokan Eropa, yang sempat terancam lumpuh akibat larangan ekspor sebelumnya.
Ketegangan terkait chip Nexperia berpusat pada perusahaan semikonduktor yang berbasis di Belanda tetapi dimiliki oleh perusahaan Tiongkok, Wingtech Technology. Setelah Pemerintah Belanda mengambil kendali efektif atas Nexperia dengan alasan kekhawatiran keamanan ekonomi, Tiongkok membalas dengan memblokir ekspor chip jadi yang sebagian besar dikemas di fasilitasnya. Kebijakan Pengecualian Ekspor Chip Nexperia dengan syarat “penggunaan sipil” ini merupakan hasil negosiasi yang rumit, menyeimbangkan kepentingan geopolitik Tiongkok dengan kebutuhan mendesak industri global.
Akar Krisis: Chip Sederhana dalam Perang Teknologi
Krisis ini menunjukkan bahwa dalam perang dagang modern, semikonduktor sederhana (basic chips) yang digunakan secara massal, dapat sama pentingnya dengan chip kecerdasan buatan (AI) yang canggih.
Ketergantungan Otomotif Eropa
Industri otomotif Eropa sangat bergantung pada chip diskrit dan logika Nexperia untuk berbagai sistem dasar dalam mobil, mulai dari pengereman, kontrol mesin, hingga sistem hiburan. Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan keras tentang potensi penghentian produksi massal jika pasokan Nexperia tidak segera pulih. Hal ini menyoroti minimnya otonomi industri Eropa, yang masih bergantung pada rantai pasokan Tiongkok untuk proses packaging dan distribusi akhir.
Respon Tiongkok yang Bertahap
Awalnya, pemblokiran ekspor chip oleh Tiongkok adalah balasan langsung terhadap intervensi Belanda. Namun, setelah pertemuan tingkat tinggi, termasuk pembicaraan antara Presiden AS dan Tiongkok (mengingat dampak global krisis), Beijing mengindikasikan bahwa mereka akan mulai menerima permohonan pengecualian ekspor. Keputusan untuk mengumumkan Pengecualian Ekspor Chip Nexperia untuk penggunaan sipil adalah langkah formal yang mengkonfirmasi dimulainya kembali aliran pasokan, meskipun dengan batasan.
Diplomasi Bersyarat: Syarat “Penggunaan Sipil”
Pengecualian yang diberikan Tiongkok bukanlah pencabutan larangan total, melainkan sebuah kelonggaran yang bersifat strategis dan bersyarat.
Definisi yang Tidak Jelas
Kementerian Perdagangan Tiongkok tidak merinci secara pasti apa yang dimaksud dengan “penggunaan sipil.” Namun, dalam konteks ini, secara umum diartikan sebagai chip yang tidak ditujukan untuk aplikasi militer atau teknologi sensitif yang memajukan kemampuan strategis negara-negara Barat. Untuk saat ini, industri otomotif dan elektronik konsumen dianggap termasuk dalam kategori “sipil,” memungkinkan produsen mobil Jerman dan Jepang untuk segera melaporkan dimulainya kembali pengiriman.
Pengecualian Ekspor Chip Nexperia sebagai Alat Tekanan
Pengumuman ini datang bersamaan dengan pernyataan dari Beijing yang secara terbuka mendesak Uni Eropa untuk menggunakan pengaruhnya agar Belanda segera “memperbaiki tindakan keliru” mereka dalam mengambil alih Nexperia. Ini memperjelas bahwa Tiongkok menggunakan kelonggaran ekspor sebagai alat untuk menekan UE agar membatalkan atau melunakkan keputusannya terkait kepemilikan Nexperia. Tiongkok ingin menunjukkan bahwa tindakan sepihak Belanda mengancam stabilitas rantai pasokan global, bukan sebaliknya.
Dampak dan Implikasi Jangka Panjang
Meskipun Pengecualian Ekspor Chip Nexperia ini memberikan kelegaan jangka pendek yang signifikan, ia tidak menyelesaikan masalah fundamental antara kedua belah pihak.
1. Kelegaan Rantai Pasokan
Dampak langsungnya adalah meredanya kekhawatiran tentang penutupan pabrik otomotif. Produsen yang telah menghabiskan stok chip mereka kini dapat mengharapkan pasokan kembali normal, memungkinkan mereka untuk melanjutkan jadwal produksi yang terancam. Ini adalah kemenangan untuk stabilitas pasar.
2. Fokus pada Due Diligence Rantai Pasokan
Jangka panjang, krisis ini akan memaksa perusahaan otomotif dan elektronik Eropa untuk melakukan due diligence (uji tuntas) yang jauh lebih ketat pada rantai pasokan chip mereka. Mereka akan dipaksa untuk mencari sumber ganda (dual sourcing) dan meningkatkan inventaris chip krusial, tidak hanya chip canggih tetapi juga chip dasar.
3. Percepatan Otonomi Eropa
Krisis Nexperia semakin mempercepat dorongan Eropa menuju otonomi semikonduktor. Program seperti European Chips Act kini memiliki motivasi politik yang lebih kuat untuk mengurangi ketergantungan pada packaging dan testing chip di Asia. Tujuannya adalah membangun kemampuan end-to-end di dalam Eropa untuk semua jenis semikonduktor.
Langkah Tiongkok untuk memberikan Pengecualian Ekspor Chip Nexperia adalah momen diplomatik penting yang meredakan ketegangan ekonomi yang akut. Namun, sifat bersyarat dari kelonggaran ini memastikan bahwa perselisihan mengenai kontrol teknologi strategis masih akan menjadi isu utama antara Tiongkok dan Eropa di masa mendatang.
Baca juga:
- Pengiriman Chip Nexperia Dimulai Lagi, Jerman Sambut ‘De-eskalasi’
- Permintaan Chip Nvidia Blackwell Sangat Kuat di Pasar Global
- Microsoft Tim Superintelligence AI Sasar Diagnosis Medis
Informasi ini dipersembahkan oleh empire88

