China Selidiki Chip AS: Tensi Perdagangan Memanas Jelang Perundingan

China Selidiki Chip AS
China Selidiki Chip AS

Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali tegang. Kali ini, ketegangan itu muncul di sektor yang sangat vital bagi kedua negara: semikonduktor. Dalam sebuah langkah yang dianggap sebagai manuver strategis, China secara resmi meluncurkan dua investigasi terhadap produk chip AS menjelang perundingan dagang yang dijadwalkan berlangsung di Madrid, Spanyol. Investigasi ini berfokus pada dugaan praktik dumping (penjualan di bawah harga pasar) dan diskriminasi oleh perusahaan-perusahaan AS. Keputusan China selidiki chip AS ini bukan sekadar tindakan ekonomi biasa, melainkan sebuah respons langsung terhadap kebijakan AS yang dianggap Beijing menghambat ambisi teknologi mereka.

Langkah ini diambil setelah AS baru-baru ini menambahkan sejumlah perusahaan China ke dalam daftar entitas yang dibatasi perdagangannya. Para analis melihat ini sebagai upaya China untuk menciptakan tekanan dan mendapatkan posisi tawar yang lebih kuat menjelang pertemuan tingkat tinggi antara pejabat kedua negara.

 

Apa Itu Investigasi Dumping dan Diskriminasi?

 

Untuk memahami pentingnya langkah ini, kita harus terlebih dahulu memahami apa itu investigasi dumping dan diskriminasi dalam konteks perdagangan internasional.

  • Investigasi Dumping: Dumping terjadi ketika sebuah perusahaan mengekspor produk ke negara lain dengan harga yang lebih rendah daripada harga normal di pasar domestik mereka sendiri. Ini dianggap sebagai praktik perdagangan tidak adil karena dapat merusak industri domestik di negara pengimpor.Dalam kasus ini, Kementerian Perdagangan China (MOFCOM) akan menyelidiki apakah chip analog tertentu yang diimpor dari AS, seperti yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan besar, dijual di China dengan harga yang jauh lebih rendah, sehingga merugikan produsen chip domestik China.
  • Investigasi Diskriminasi: Investigasi ini lebih berfokus pada kebijakan perdagangan AS secara keseluruhan. China akan meninjau apakah kebijakan dan kontrol ekspor yang diterapkan AS terhadap industri chip China bersifat diskriminatif. Beijing berargumen bahwa pembatasan ini bertujuan untuk “menahan dan menekan” perkembangan industri teknologi tinggi China, termasuk di sektor chip canggih dan kecerdasan buatan. Investigasi ini memberikan dasar hukum bagi China untuk membalas tindakan AS jika terbukti ada diskriminasi.

 

Alasan di Balik Investigasi oleh China

 

Keputusan China selidiki chip AS adalah respons yang kompleks dan multifaset. Ada beberapa faktor utama yang mendorong langkah ini:

  1. Tindakan Balasan: Ini adalah respons langsung terhadap langkah terbaru AS yang menambahkan 23 perusahaan China, termasuk dua yang dituduh membantu pembuat chip utama China, SMIC, ke daftar entitas yang dibatasi perdagangannya. Beijing melihat tindakan ini sebagai provokasi.
  2. Meningkatkan Posisi Tawar: Dengan meluncurkan investigasi ini, China mengirimkan sinyal kuat bahwa mereka tidak akan mundur dalam menghadapi pembatasan AS. Langkah ini dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan yang akan datang, dengan harapan AS akan melonggarkan beberapa kontrol ekspornya.
  3. Melindungi Industri Domestik: Meskipun langkah ini memiliki motif politik, China juga mengklaim bahwa investigasi ini bertujuan untuk melindungi industri chip domestik mereka dari persaingan yang tidak adil. Data awal yang diajukan oleh asosiasi industri semikonduktor China menunjukkan bahwa harga chip analog dari AS telah turun secara signifikan, yang diduga merugikan produsen lokal.
  4. Narasi Kontrol Ekspor AS: China secara konsisten berargumen bahwa kontrol ekspor AS, terutama pada teknologi canggih seperti chip AI, adalah bagian dari strategi yang lebih besar untuk mencegah China mencapai swasembada teknologi. Dengan memulai investigasi diskriminasi, Beijing secara efektif menciptakan kerangka hukum untuk menantang kebijakan AS di hadapan dunia.

 

Implikasi dan Dampak terhadap Hubungan AS-China

 

Langkah ini menciptakan ketegangan yang signifikan menjelang perundingan dagang yang sangat penting. Pertemuan antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di Madrid diharapkan menjadi putaran negosiasi yang sulit. Isu-isu seperti tarif, kontrol ekspor, dan bahkan status TikTok di AS akan dibahas, dan investigasi baru ini akan menambah lapisan kerumitan pada diskusi.

Bagi perusahaan-perusahaan AS yang memproduksi chip, khususnya Texas Instruments, Analog Devices, dan ON Semiconductor yang disebutkan dalam laporan, investigasi ini bisa menjadi ancaman serius. Jika China memutuskan untuk mengenakan tarif anti-dumping, hal itu dapat mengganggu rantai pasokan dan memengaruhi profitabilitas perusahaan-perusahaan ini di salah satu pasar terbesar mereka.

Peristiwa ini menyoroti bagaimana persaingan teknologi antara dua raksasa ekonomi dunia ini telah berubah menjadi konflik yang menggunakan regulasi dan perdagangan sebagai senjata. Alih-alih hanya berfokus pada tarif, kedua negara kini menggunakan alat seperti daftar entitas dan investigasi anti-dumping untuk mencapai tujuan strategis mereka.

 

Kesimpulan: Sebuah Perang Dingin Teknologi yang Berlanjut

 

Investigasi yang diluncurkan oleh China terhadap chip AS adalah babak baru dalam saga persaingan teknologi yang kompleks antara kedua negara. China selidiki chip AS bukan hanya tentang perdagangan, tetapi tentang dominasi global di bidang teknologi paling canggih. Kedua negara tampaknya berada dalam siklus tindakan dan balasan, di mana setiap langkah yang diambil oleh satu pihak akan memicu respons dari pihak lain. Hasil dari perundingan di Madrid akan sangat penting, tetapi terlepas dari hasilnya, jelas bahwa “perang dingin” di sektor teknologi masih jauh dari selesai.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh Naga Empire

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *